Makalah Ekologi
SIKLUS BIOGEOKIMIA
Oleh : Kelompok
7
1.
Aditya
(0932 )
2.
Laila
Siska ( 09320 )
3.
Istigfar
Aryanto (09320 )
4.
Rafi
Rahmad Istianto (09320210)
5.
Titi
Setyaningsih (09320219)
6.
Fahrudin
(09320285)
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Udara,
air, tanah, kehidupan, dan teknologi saling berkaitan secara erat. Atmosfer
merupakan lapisan tipis gas-gas yang menyelimuti permukaan bumi, memegang
peranan penting sebagai tempat penampungan (reservoir) dari berbagai macam gas.
Atmosfer juga menyeimbangkan panas bumi, mengabsorbsi energy dan merusak
radiasi sinar ultra violet yang datang dari matahari. Selain itu memindahkan
energy panas dari wilayah ekuator, serta berfungsi sebagai jalan atau media
pergerakan air pada phase uap dalam siklus hidrologi (Achmad, Rukaesih; 2004).
Hidrosfer mengandung air bumi. Lebih dari 97% dari air bumi berupa lautan, dan sisa yang terbanyak berupa air tawar dalam bentuk es. Oleh karena itu secara relative hanya sedikit persentase dari total air bumi yang secara actual terlibat dengan tanah, atmosfer, dan proses-proses biologis. Kehebatan dari air laut yang mengalami sirkulasi melalui proses-proses dalam lingkungan, dan sirkulasi tersebut terjadi dalam atmosfer, dalam sumber air, dan dalam air permukaan seperti saluran air, sungai-sungai, danau-danau, waduk-waduk dan penampungan-penampungan air (Achmad, Rukaesih: 2004).
Hidrosfer mengandung air bumi. Lebih dari 97% dari air bumi berupa lautan, dan sisa yang terbanyak berupa air tawar dalam bentuk es. Oleh karena itu secara relative hanya sedikit persentase dari total air bumi yang secara actual terlibat dengan tanah, atmosfer, dan proses-proses biologis. Kehebatan dari air laut yang mengalami sirkulasi melalui proses-proses dalam lingkungan, dan sirkulasi tersebut terjadi dalam atmosfer, dalam sumber air, dan dalam air permukaan seperti saluran air, sungai-sungai, danau-danau, waduk-waduk dan penampungan-penampungan air (Achmad, Rukaesih: 2004).
Geosfer
terdiri dari padatan bumi meliputi tanah yang sangat mendukung kehidupan
tumbuhan. Bagian dari geosfer yang langsung terlibat dengan proses-proses
lingkungan melalui kontak dengan atmosfer, hidrosfer dan semua kehidupan adalah
litosfer. Semua kehidupan yang ada di bumi membentuk biosfer (Achmad,
Rukaesih;2004)
Suatu
ekosistem terdiri dari interaksi yang menguntungkan antara organisme-organisme
dengan lingkungannya di mana terjadi pertukaran dari sejumlah besar
material-material dalam bentuk siklus, yang dikenal dengan siklus materi.
Siklus materi menyangkut bagaimana aliran atau perjalanan materi yang terdiri
dari bahan-bahan kimia dari satu media ke media lainnya di dalam lingkungan,
termasuk di dalamnya media kehidupan Bahan-bahan kimia yang termasuk penyusun
kehidupan yang paling banyak antara lain: karbon, nitrogen, oksigen, belerang,
dan fosfor (Achmad, Rukaesih;2004)
Secara
struktural setiap siklus materi terdiri dari bagian cadangan dan bagian yang
mengalami pertukaran. Di dalam bagian cadangan, unsur kimia tersebut akan
terikat dan sulit bergerak, atau pergerakannya lambat. Di dalam bagian
pertukaran, unsur kimia tersebut aktif bergerak atau mengalami pertukaran.
siklus materi dibedakan atas dua tipe, yaitu tipe gas dan tipe sidimeter
(Kuncoro. 2007).
Nitrogen
merupakan salah satu siklus materi tipe gas. Bagian cadangannya terdapat di
dalam atmosfer. sedangkan siklus fosfor merupakan contoh siklus materi tipe
sedimenter. Bagian cadangan siklus fosfor terdapat di dalam tanah atau kerak
bumi dan sukar terlarut, sehingga siklus ini mudah terganggu (Kuncoro. 2007).
Dalam
siklus nitrogen, fosfor maupun belerang, terdapat organisme-organisme yang
mempunyai peranan penting untuk berlangsungnya siklus tersebut, misalnya
organisme penambat nitrogen bebas. Pengetahuan mengenai peranan organisme dalam
siklus materi dapat dimanfaatkan manusia, misalnya dalam bidang pertanian.
Siklus materi yang satu dengan yang lain dapat saling terkait atau
mempengaruhi. Hal ini dapat dilihat misalnya pada siklus belerang (Kuncoro.
2007).
Aktivitas
manusia juga dapat mempengaruhi siklus materi. Sebagai contohnya adalah
kegiatan pabrik dan mesin-mesin kendaraan bermotor dapat meningkatkan kandungan
senyawa-senyawa oksidasi beterang, dan oksida nitrogen di udara (Kuncoro.2007).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Siklus
Karbon
Terdapat lebih banyak persenyawaan karbon yang
dikenal daripada persenyawaan unsur lain kecuali hydrogen. Kebanyakan dikenal
sebagai zat-zat kimia organic. Keistimewaan karbon yang unik adalah
kecenderungannya secara alamiah mengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai
atau cincin-cincin , tidak hanya dengan ikatan tunggal, C-C, tetapi juga mengandung
ikatan ganda, C=C atau C=C (Cotton dan
Wilkinson;1989).
Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%.
Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi
vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara
dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang
nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan
tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam
tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah
kadar C02 di udara.
Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer
berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk
asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah
sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan
organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang
mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah
seimbang dengan jumlah C02 di air.
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana
karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi
(objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama
meskipun hingga kini belum diketahui). Dalam siklus ini terdapat empat
reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran.
Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya
termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon
tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut
hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan
tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia,
fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam aktif
karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari
kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer.
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam
arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang
terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan
temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata
konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan
volume [1] walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan
waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap
gelombang inframerah dengan kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geotermal lainnya seperti pada mata air panas.
Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering.
Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang masuk dan keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran (loop) spesifik siklus karbon (misalnya atmosfer - biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah kolam atau reservoir dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon dioksida (Anonim. 2009).
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geotermal lainnya seperti pada mata air panas.
Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering.
Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang masuk dan keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran (loop) spesifik siklus karbon (misalnya atmosfer - biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah kolam atau reservoir dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon dioksida (Anonim. 2009).
B.
Siklus
Nitrogen
Nitrogen terdapat di alam terutama sebagai
dinitrogen, N2 (titik didih 77,3 K). Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer,
yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh
tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis
ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen
dengan bantuan kilat/ petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa
amonia (NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ). Beberapa bakteri yang
dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain,
misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat
mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan
Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang
biru) juga mampu menambat nitrogen (Anonim. 2009).
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia.
Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia
ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan
Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar
tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia
kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan
cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
C.
Siklus
Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu
senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik
(pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati
diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik
yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen
laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat
dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air
tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan
lagi. Siklus ini berulang terus menerus (Anonim. 2009).
Siklus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara
umum merupakan hara yang terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari
fosfor yang stabil, oleh karena itu siklus fosfor adalah “endogenik”. Dalam
geosfer, fosfor terdapat dalam jumlah besar dalam mineral-mineral yang sedikit
sekali larut seperti hidroksiapilit, garam kalsium.
D.
Siklus
Belerang
Siklus belerang relative kompleks dimana melibatkan
berbagai macam gas, mineral-mineral yang sukar larut dan beberapa sepsis
lainnya dalam larutan. Siklus ini berkaitan dengan siklus oksigen dimana
belerang bergabung dengan oksigen membentuk gas belerang oksida, SO2, sebagai
bahan pencemar air. Diantara spesi-spesi yang secara siknifikan terlihat dalam
siklus belerang adalah gas hydrogen sulfide H2S; mineral-mineral sulfide
seperti PbS; asam sulfat H2SO4; belerang oksida, SO2 komponen utama dari hujan
asam; dan belerang yang terikat dalam protein.
Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan
dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah
6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki
bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena
membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan
binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang
merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang
bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat
ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat
dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan
yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan
yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman
(wikipedia.org/wiki/Hujan_asam).
Belerang dari daratan cenderung terbawa air ke laut. Namun belerang di daratan tak tampak habis setelah jutaan tahun. Kapan belerang kembali ke darat? Melalui penguapan, kata ilmuwan zaman dulu. Tapi tak ada bukti bahwa laut menguapkan hidrogen sulfida yang baunya bukan main itu ke angkasa. Laut selalu berhawa segar.
Belerang dari daratan cenderung terbawa air ke laut. Namun belerang di daratan tak tampak habis setelah jutaan tahun. Kapan belerang kembali ke darat? Melalui penguapan, kata ilmuwan zaman dulu. Tapi tak ada bukti bahwa laut menguapkan hidrogen sulfida yang baunya bukan main itu ke angkasa. Laut selalu berhawa segar.
Pertanyaan ini baru terjawab beberapa belas tahun
yang lalu. Tumbuhan laut, yang memiliki sel2 sederhana. Tumbuhan ini berusaha
hidup dengan menahan masuknya garam (NaCl) ke dalam selnya. Ini dilakukan
dengan membentuk senyawa penahan yang berbahan baku belerang, karena pasok
belerang di laut banyak sekali, datang dari daratan. Waktu sel mereka terurai,
senyawa penahan ini pecah dan menghasilkan gas dimetil sulfida (DMS) yang lepas
ke atmosfir. Kita pasti mengenali bau senyawa ini: segar, mirip ikan segar yang
baru diangkat dari laut. Setiap saat, sejumlah besar senyawa ini dilepas ke
atmosfir, dan syukurnya, senyawa ini mampu menjadi inti kondensasi uap air.
Pada gilirannya, terbentuk awan, yang menjadi hujan. Saat hujan jatuh di darat,
senyawa belerang ini dikembalikan ke daratan untuk dimanfaatkan makhluk
daratan. Lalu ampasnya, dalam dibuang lagi (duh) ke laut, untuk diolah oleh
alga-alga baik hati itu lagi (Kuncoro. 2007).
Yang merupakan bagian dari siklus belerang yang
sangat penting adalah adanya gas SO2 sebagai bahan pencemar dan H2SO4 dalam
atmosfer. Gas SO2 dikeluarkan dari pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung
belerang. Efek utama dari belerang dioksida dalam atmosfer adalah kecenderungan
untuk teroksidasi menghasilkan asam sulfat. Asam ini dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam (Achmad, Rukaesih; 2004).
E.
Siklus
Oksigen
Senyawaan
oksigen dengan semua unsure kecuali He, Ne, dan mungkin Ar dikenal. Molekul
oksigen (dioksigen, O2 ) bereaksi dengan semua unsur lain kecuali halogen,
beberapa logam mulia, dan gas-gas mulia baik dalam suhu ruangan atau pada pemanasan
(Cotton dan Wilkinson). Oksigen merupakan unsur yang vital bagi kehidupan di
bumi ini.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Siklus
biogeokimia adalah perjalanan atau aliran bahan-bahan kimia dalam suatu
ekosistem global di bumi ini yang membentuk suatu lingkaran.
2.
Siklus
biogeokimia meliputi siklus karbon, siklus oksigen, siklus nitrogen, siklus
fosfor, dan siklus belerang.
B.
Saran
Sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa
kimia ditekankan untuk lebih memahami cara penggunaan berbagai bahan kimia.
Bahan kimia yang telah kita gunakan itu akan mengalami suatu siklus baik itu
siklus yang dapat berdampak positif maupun negatif terhadap lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar